REPORTASEMANADO- Mayoritas pemilih pada pemilu 2024 berpotensi akan didominasi oleh pemilih milenial. Data DP4 (Data Penduduk Potensial Pemilih Pemilu) dari pemerintah, proporsi pemilih 2024 pada 14 Februari nanti mencapai usia 17-39 tahun itu 55 sampai 60 persen.
Angka ini masih bisa berubah karena KPU masih dalam penyusunan daftar pemilih. Dengan demikian pemilih milenial perlu diperkuat dengan segala bentuk literasi pengetahuan tentang kepemiluan. Tanpa usaha itu pemilih milenial akan menjadi ancaman. Hal itu dikatakan dosen kepemiluan Ferry Daud Liando ketika menjadi narasumber pada kegiatan Seminar bertajuk Pengembangan Literasi Politik Bagi Pemuda yang digelar Dirjen Politik dan Pemerintahan Umum Kemndagri, Selasa 23 Mei 2024 di hotel Arya Duta Manado.
Tampil bersama Erik Kurniawan peneliti Sindikasi Pemilu dan Demokrasi (SPD) dan Donny Rumagit anggota Bawaslu Sulut, Liando mengatakan dengan populasi yang besar itu akan sangat berdampak positif jika pemilih pemula itu tahu persis mengelola hak-hak dan kewajibannnya sebagai pemilih.
Perlu ada tindakan untuk mendampingi mereka agar bisa menjadi pemilih rasional bukan menjadi pemilih irasional.
Perlu diajarkan bagaimana menjadi pemilih yang baik dan bagaimana menghindakan mereka dari cara-cara pragmatis seperti menerima uang dari calon dan memilihnya meski calon itu tidak berkualitas. Perlu mengajarkan mereka untuk tidak ikut menyebarkan berita bohong serta tidak menjadi pemilih korban politisasi identitas yang kerap mengadu domba.
Penguasa penggunaan media sosial adalah para milenial sehingga perlu dipetik manfaat dari mereka untuk ikut mempromosikan bagaimana menjadi pemilih yang baik.
Kegiatan dibuka oleh Kaban Kesbangpol Sulut Drs Ferry Sangian dan dihadiri oleh ratusan peserta dari perwakilan parpol, perwakilan ormas, perwakilan pelajar serta dari Kelompok Mahasiswa Pusat Studi Kepemiluan Fisip Unsrat. (***)
Minim Literasi, Pemilih Milenial Jadi Ancaman
