Distanak Gercep Dukung Program Gubernur  YSK Bangkitkan Kembali Populasi Ternak Babi di Sulut

oleh -1889 Dilihat

REPORTASEMANADO.COM – Gerak cepat (Gercep) Gubernur Mayjen TNI (Purn) Yulius Selvanus SE dalam sektor peternakan semakin nyata dan terbukti dimana populasi ternak babi kembali bangkit didukung penuh Dinas Pertanian dan Peternakan Sulut terus melakukan upaya dan terobosan sesuai petunjuk dan arahan Gubernur yang akrab dikenal dengan sebutan YSK.

Kadistanak Sulut Nova Pangemanan menyatakan terkait pengendalian ASF di Sulawesi Utara dimana terkait populasi babi di sebelum ASF populasi babi di Sulut kurang lebih 430.000 ekor, sesudah ASF menjadi 50.000 ekor dan saat ini peternak sudah mulai bangkit lagi populasi kurang lebih 125.000 ekor.

Dikatakannya pula, saat ini ada program CABI yang ditawarkan kepada Distanak Sulut khususnya peternak babi di Sulut, dan sangat antusias karena 80% peternak adalah peternak rumahan, sehingga untuk menyelamatkan ternak dari dari virus ASF saat ini hal yang paling utama adalah BIOCEKURITY, karena kita tahu bersama sampai saat ini ASF belum ada Vaksin yang efektif juga belum ada obatnya. Dan program CABI memberikan suatu harapan bagi peternak untuk melindungi ternaknya melalui penerapan BIOCEKURITY.

Dijelaskannya pula, dampak positif yang dirasakan di wilayah Anda melalui program CABI yang di laksanakan di 3 kabupaten yaitu kabupaten Minahasa, Minahasa Utara dan Minahasa Selatan.

” Dengan adanya program ini, peternakan yang ada sampai saat ini ternaknya terlindungi dari ASF, dan hasil produksinya berupa anakan babi atau bocil di hargai lebih tinggi dari produk di peternakan lain, Pemahaman Peternak terhadap Biocekurity makin baik dan tentunya mereka menerapkan hal ini dengan konsisten,”tukas Pangemanan

Lanjut dia, Sulawesi Utara untuk peternakan babi menjadi sumber mata pencaharian yang penting khususnya di Minahasa raya dan Nusa Utara, serta sebagian dari Bolaang mongondow raya.

“Ternak babi merupakan ternak utama yang dipelihara oleh masyarakat baik secara tradisional maupun dipelihara secara profesional, hal ini disebabkan karena daging babi merupakan bagian kebutuhan dari masyarakat tersebut,”tandas Pangemanan yang terus bekerja cepat mendukung program YS-VM.

Ditambahkannya pula, efek dampak program CABI untuk 3 kabupaten peternak yang disentuh dengan program ini mampu bertahan di populasi 869 ekor jika di kali 120 × 60000 berjumlah 6.256.800 Milyard dimana itu terkait aset dan keuntungannya.

Dijelaskan Pangemanan awal mula ASF masuk ke wilayah Indonesia tahun 2019, namun provinsi Sulut sudah berbenah dengan melakukan kegiatan kegiatan preventif yaitu KIE, diskusi, dengan stakeholder yang terkait seperti karantina, bandara, pelabuhan perbatasan perbatasan, mengunjungi peternak yang masih menggunakan pakan self feeding, sosialisasi di radio radio tentang ASF dan bagaimana pencegahannya, trun langsung ke peternak, pembagian desinfektan. (Ven)

Yuk! baca berita menarik lainnya dari Reportase Manado di saluran WHATSAPP

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.