Oleh :Djouhari Kansil
1. Mengapa Kita Mengenang?
Empat tahun telah berlalu sejak kepergian DR. Sinyo Harry Sarundajang (SHS), warisan kepemimpinannya tetap hidup dalam ingatan masyarakat Sulawesi Utara dan Indonesia. Sebagai seorang pemimpin visioner, SHS tidak hanya dikenal karena rekam jejak politiknya tetapi juga karena dedikasi dan komitmennya dalam membangun daerah yang ia pimpin. Dalam tulisan ini, kita akan mengenang perjalanan hidup beliau, menelaah warisan yang ia tinggalkan, serta memahami bagaimana masyarakat dan keluarganya terus meneruskan cita-citanya.
2. Perjalanan Hidup dan Karier SHS
SHS lahir dengan semangat juang yang tinggi. Sejak usia muda, ia telah menunjukkan kecerdasan dan ketekunan dalam menempuh pendidikan, yang kemudian membawanya ke berbagai posisi strategis dalam pemerintahan. Kariernya,misalnya, dimulai dari jabatan Camat,Karo,Sekda Minahasa,Wali Kota Bitung, di mana ia berperan dalam membangun kota tersebut menjadi pusat perdagangan dan industri di Sulawesi Utara. Kepemimpinannya terus berkembang saat ia dipercaya menjadi Inspektur Jenderal Kementerian Dalam Negeri,Penjabat Gubernur di beberapa provinsi sebelum akhirnya menjabat sebagai Gubernur Sulawesi Utara selama dua periode serta telah banyak menerima penghargaan diantaranya dari Presiden, Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra. Tidak berhenti di situ, SHS juga dipercaya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Filipina,menunjukkan bahwa dedikasinya melampaui batas daerah dan mencapai tingkat internasional.
3. Warisan Kepemimpinan dan Pembangunan
Sebagai seorang pemimpin, SHS memiliki visi besar dalam pembangunan daerah. Ia mendorong transformasi Sulawesi Utara melalui berbagai program unggulan, seperti pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Bitung, yang membuka peluang investasi besar bagi daerah tersebut. Selain itu, ia juga dikenal karena keberhasilannya dalam memajukan sektor pariwisata, menjadikan Sulawesi Utara sebagai destinasi wisata unggulan di Indonesia. Infrastruktur yang ia bangun tidak hanya mempercepat pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Stabilitas yang ia ciptakan selama menjabat menunjukkan kepiawaiannya dalam menghadapi berbagai tantangan birokrasi dan politik.
4. Empat Tahun Tanpa Sinyo Harry Sarundajang: Refleksi dan Makna
Sejak kepergian SHS, masyarakat dan keluarga terus mengenangnya dengan berbagai cara. Perayaan tahunan dan diskusi publik tentang pemikirannya terus diadakan sebagai bentuk penghormatan terhadap warisan yang ia tinggalkan. Banyak tokoh daerah dan nasional yang mengakui bahwa kepemimpinannya masih menjadi panutan hingga saat ini. Dampak kebijakannya tetap terasa dalam berbagai aspek pembangunan, dari kebijakan ekonomi hingga diplomasi regional. Lebih dari itu, masyarakat dan keluarga SHS juga terus berusaha melanjutkan cita-citanya, baik melalui program pembangunan maupun melalui pendidikan dan sosial kemasyarakatan yang ia dukung selama hidupnya.
5. Penutup: Meneruskan Warisan dan Nilai-nilai Beliau
Mengenang SHS bukan hanya tentang menghormati jasa-jasanya, tetapi juga tentang bagaimana kita dapat meneruskan nilai-nilai yang ia tanamkan. Generasi muda diharapkan dapat mengambil inspirasi dari kepemimpinan beliau, mengedepankan integritas, kerja keras, serta semangat membangun daerah dan bangsa. Warisannya harus terus dijaga agar semangat pembangunan yang ia bawa tidak pudar, melainkan terus berkembang dan memberikan manfaat bagi generasi mendatang. Mengenang dan mengaplikasikan nilai-nilai yang ia tinggalkan, kita memastikan bahwa jejak dan dedikasi SHS akan tetap abadi dalam perjalanan sejarah Sulawesi Utara dan Indonesia.
Motivasi :
“Warisan sejati seorang pemimpin bukanlah pada kekuasaan yang dimilikinya, tetapi pada dampak yang terus dirasakan oleh generasi setelahnya.”
“Pemimpin yang besar tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga menanamkan nilai-nilai yang abadi dalam hati masyarakatnya.”
“Kepergian seseorang yang berjasa tidak menghapus jejaknya, tetapi menginspirasi kita untuk meneruskan perjuangannya.”
“Mengenang bukan sekadar mengingat, tetapi juga meneruskan semangat dan nilai-nilai yang telah ditanamkan.”
“Dedikasi dan ketulusan dalam melayani masyarakat akan tetap hidup meski sang pemimpin telah tiada.” (**)