REPORTASEMANADO – Daerah Nyiur Melambai dibawah tangan dingin bapak-bapak pembangunan Sulawesi Utara Prof DR. (HC) Olly Dondokambey, SE dan Drs Steven 0.E. Kandouw, terus bergeliat dengan capaian-capaian pembangunan yang tergambarkan dari beberapa indikator makro pembangunan.
Dr. Valentino Lumowa, akademisi Universitas Dela Salle menyatakan, Provinsi Sulawesi Utara berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem dari 1.03% (maret 2022) menjadi 0.78% (maret 2023), atau sebesar 0.25%. Capaian ini menunjang target nasional dan provinsi untuk eradikasi kemiskinan ekstrem pada tahun 2024 (0%).
Hal ini dipertegas oleh capaian sulut menurunkan indeks kedalaman kemiskinan dari 1.110 (september 2022) menjadi 1.088 (maret 2023) atau sebesar 0.022 poin. Data ini juga menunjukkan usaha sulut untuk menyelamatkan masyarakat yang sangat miskin dari jurang kemiskinan terdalam sangat efektif.
Kondisi ini didukung oleh keberhasilan Provinsi Sulut menurunkan penduduk sangat miskin dari 2.300 (september 2022) menjadi 2.000 (maret 2023) atau sebanyak 300 penduduk sangat miskin.
Hal ini berarti program pengentasan kemiskinan ekstrem Provinsi Sulut sedemikian efektifnya sehingga menjawab target yang dibebankan nasional menyangkut penghapusan kemiskinan ekstrem.
Selanjutnya ekonom dari Universitas Sam Ratulangi Dr, Vecky Masinambouw, bahwa pemerintah telah berkoordinasi dan berintegrasi dalam segala aras melakukan implementasi dalam ketahanan pangan dan terobosan-terobosan kerjasama denga negera-negara maju seperti Jepang, Korea, Singapura dan terus mendorong aktvitas eksport. Sehingga secara umum ekonomi membaik yang ditunjukkan oleh pertumbuhan ekonomi diatas 5 % dan diatas nasional.
Hal ini ditegaskan ekonomi dari universitas Manado dr. Robert Winerungan bahwa kenaikan prosentase penduduk miskin sulut karena angka nominal garis kemiskinan naik signifikan. Garis kemiskinan mengikuti pengeluaran perkapita yang makin bertambah. Pengeluaran perkapita yang naik sebenarnya melambangkan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Peningkatan kesejahteraan masyarakat yang pada umumnya tidak diikuti oleh sebagian masyarakat. Iklim panas yang berkepanjangan menyebabkan bahan pertanian tidak berproduksi baik. Pertumbuhan ekonomi yang naik signifikan ditahun 2022 sampai ditriwulan 3 di tahun 2023 sebenarnya pertanda ekonomi yang makin baik. Jika angka garis kemiskinan tetap tentu angka kemiskinan tidak akan naik,” tutupnya. (***)