Data Ornamen Kain Tradisional Sangihe Dibahas Disbud Sulut 

oleh -1208 Dilihat

REPORTASEManado , Sangihe – Beraneka ragam kebudayaan di Sulut salah satunya di daerah Kabupaten Sangihe menjadi perhatian serius Pemprov lewat Dinas Kebudayaan Sulut dalam mengali data terkait kain tradisional sebagai salah satu ornamen budaya yang harus dikembangkan. Hal ini diungkapkan Kadis Kebudayaan Sulut Janni Lukas SPi MSi, Jumat (5/05/2023)
Lanjut Lukas, tim dari Disbud telah mendata dan mengali potensi kain tradisional dengan mengundang narasumber bekerjasama dengan
Dinas Pendidikan & Kebudayan Daerah Sangihe
Di Tahuna yakni Alffian W.P.Walukow,S.Pd, M.Pd, Metty M. Bawelle, S.Pd serta Sanggar Apapuhang Lenganeng.


Menurut Kadis Lukas, Istilah “ornamen” berasal dari bahasa Latin yaitu “ornare” yang memiliki arti melengkapi atau menghias. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ornamen berarti hiasan dalam arsitektur, kerajinan tangan, lukisan, perhiasan, dan hiasan yang dibuat pada candi.
Dikatakannya pula, Sulawesi Utara sangat kaya akan ornamen kain tradisional seperti di Sangihe ada Kain tenun Koffo dengn bahan benangnya terbuat dari serat pisang koffo/Hote kemudian Kain tenun Nanasi : bahan benangnya terbuat dari serat daun Nenas selanjutnya Kain tenun Sakede : bahan benangnya terbuat dari serat kulit pohon Melinjo, Kain Kerawang : Tradisi ini sudah menggunakan kain katun serta Kain Sudị: Tradisi ini sudah menggunakan kain katun.
” Dari 5 jenis kain diatas, hanya 3 jenis yang perolehan data atau informasinya dari tulisan yaitu : Koffo, Kerawang dan Sudi, ” tambah Lukas.
Ditambahkan Kadis Lukas bahwa data ini akan diolah kemudian dilaporkan ke Gubernur dan Wagub sebagai suatu kekayaan budaya yang harus dilestarikan sebagai bagian penting dalam mendukung visi dan misi ODSK. (Advetorial)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

No More Posts Available.

No more pages to load.