REPORTASE Manado – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia menggelar Sosialisasi Sub Nasional Indonesia’s Forest and Other Land Use (FOLU) Net Carbon Sink 2030, di Aula Mapalus Kantor Gubernur Sulawesi Utara (Sulut), Senin (06/03/2023)
Gubernur Sulut Olly Dondokambey yang diwakili Asisten II Setdaprov Praseno Hadi mengatakan kegiatan ini sangat strategis. Olehnya, apresiasi yang tinggi diberikan kepada pihak penyelenggara dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.
“Kegiatan ini sangat penting untuk meminimalisir gas rumah kaca. Kita sudah ada surat keputusan gubernur untuk membuat rencana kerja unggulan untuk pemeliharaan hutan dan peningkatan ruang terbuka hijau di seluruh Sulawesi Utara,” jelas Praseno saat membuka sosialisasi tersebut.
Sementara itu, Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan KLHK Dr Ruanda Agung Sugardiman mengatakan mengurangi emisi gas rumah kaca yang 60 persen dari sektor kehutanan bisa terjadi di tiga tapak.
“Nah kegiatan apa yang kita lakukan yaitu sosialisasi dilanjutkan dengan penyusunan rencana kerja tingkat provinsi, sehingga kegiatan bisa didetailkan di sub nasional,” tukasnya.
Menurutnya, ada lima sektor yang harus diturunkan emisi yaitu sektor energi, industri, limba, pertanian dan kehutanan.
“Penurunan emisi paling besar yaitu sektor kehutanan. Dalam rangka itu kita buatkan sosialisasi untuk detail kegiatan dalam FOLU Net Sink di provinsi,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Kehutanan Sulut Jemmy Ringkuangan mengatakan Gubernur Sulut Olly Dondokambey dan Wakil Gubernur Steven Kandouw merespons positif dan konstruktif kegiatan ini.
“Ini langkah maju. Bagaimana emisi rumah kaca itu kita seimbangkan melalui FOLU Net Sink 2030. Hutan Sulut kami siap bahu-membahu bersama pemerintah daerah dan stakeholder terkait yaitu dinas untuk membuat langkah mitigasi,” ungkapnya.
Lanjutnya, karena penggunaan hutan ini bukan hanya Dinas Kehutanan tetapi ada pengguna lainnya. Yaitu seperti pemanfaatan hutan untuk penggunaan jalan, pertanian dan pemukiman. Jadi kita bekerja bersama dan bersama berkerja mencapai net sink 2030.
“Untuk mendukung program ini, gubernur sudah mencanangkan gerakan mari jo ba kobong. Ini merupakan langkah cerdas dari gubernur dan wakil gubernur turun lapangan merangkul masyarakat untuk berkebun. Selain meningkatkan nilai ekonomi juga melindungi hutan,” tutup Ringkuangan yang juga Alumni Lemhanas RI . (**/ven)
Post Views: 958